https://drive.google.com/file/d/1IpA70ea5bj0nLzFEYC7j1C685Gcg4xfC/view?usp=sharing

Cari Blog Ini

Kamis, 01 Oktober 2009

Tujuan Tanpa Visi Misi

Tujuan Tanpa Visi Misi
Pengalaman mencatat ada orang yang hidupnya jauh dari jalan Tuhan, tapi ia berkelimang harta dan tahta. Orang yang dimaksud tak mustahil telah mencapai harta dan tahtanya tanpa menetapkan sasaran yang benar, tanpa rencana yang tepat dan juga tanpa melalui pelaksaan rencana secara akurat. Tujuan yang ia capai tak didasarkan motivasi yang tulus dan memberdayakan. Sungguh tujuannya jauh dari asas keadilan dan kasih. Tentu saja tujuannya itu tidak sama dengan tujuan yang biasa ditetapkan berdasarkan visi dan misi yang tepat.
Cerita selamat dari kolam buaya berikut dapat menolong Anda mengetahui bagaimana seseorang dapat mencapai tujuan yang tidak didasarkan pada visi-misi yang ditetapkan.
Selamat dari Kolam Buaya
Konon suksesi harus segera dilaksanakan di sebuah Kerajaan yang menjunjung tinggi paham patriaki. Namun, permasalahanya, sang Raja hanya memiliki seorang putri saja.
Sebagai solusi, sang putri yang sudah dewasa itu harus segera dinikahkan.
Sayembara diadakan untuk memilih pangeran-pangeran yang gagah perkasa dari negeri-negeri seberang sebagai menantu Raja dan sekaligus sebagai penerus Tahta.
Mengingat pentingnya kecerdasan dalam mengelola kerajaan, maka para pangeran tersebut wajib menjalani serangkaian ujian tentang tata-pemerintahan, pengelolaan sumber daya bagi kesejahteraan rakyat dan juga tentang strategi pertahanan dan keamanan.
Panitia seleksi sangt kesulitan untuk menetapkan calon Raja, karena ternyata para pangeran itu sama-sama memiliki kompetensi sangat tinggi. Sebagai solusi, sang Raja yang akan memimpin sendiri ujian sesi terakhir untuk memilih salah satu sebagai menantu dan sekaligus penganti Raja.
Para pangeran diminta berbaris diujung kolam renang, sedangkan Raja dan para Menterinya berada diujung yang lain. Ujian yang akan berikan Raja ini sangat sederhana, para pangeran hanya diminta beradu kecepatan berenang untuk mencapai ujung kolam dimana Raja dan para Abdinya berada.
Sekarang, kata Raja, saya akan menghitung mundur dari angka tiga, dan kalian harus segera melompat berenang secepatnya. Siapa yang finish pertama, dialah calon menantu dan sekaligus penganti saya. Sambil menyimak istruksi Raja, para pangeran mulai menyiapkan start dengan mantap bagaikan atlit-atlit profesional. Namun, lanjut Raja, kalian harus benar-benar menunjukan kehebatan yang luar biasa karena setiap peserta harus mampu mengatasi rintangannya masing-masing berupa seekor buaya lapar.
Tiga-Dua-Sa…..tu,begitu instruksi Raja, suasana menjadi hening karena ternyata tidak ada seorang pangeranpun yang berani begitu mengetahui setiap track kolam itu berisi seekor Buaya. Tiba-tiba kesunyian itu pecah karena ternyata ada seorang pangeran yang berani menceburkan diri kedalam kolam. Semua hadirin menjadi tegang menyaksikan bagaimana perjuangan sang pangeran menloloskan diri dari kejaran seekor buaya besar.
Selamat!!! sambut sang Raja dan tepuk tangan mengema saat pangeran tadi berhasil mencapai ujung kolam dengan selamat. Sambil memegang tangan pangeran muda pemberani itu, Raja berkata, hari ini juga para dewan kerajaan akan memahkotai mu sebagai penggantiku dan putriku akan menerimamu sebagai suaminya.
Mari kita memasuki ruang penobatan, ajak Raja.Namun, sang pangeran menjawab, tunggu dulu baginda, lupakan dulu segala perayaan yang telah disiapkan itu, sebab saya harus menemukan dulu siapa pangeran brengsek yang telah membahayakan nyawaku dengan mendorongku kedalam kolam buaya.
Para Pageran benar-benar paham bagaiman merebut Tahta dan Harta yang ditawari Raja. Mereka menerapkan formula Aris Totel atau Thomas Watson, namun tetap gagal karena formula mereka adalah:
SASARAN : Rumusan sasaran yang ada dikepala mereka adalah meraih kekuasaan. Kekuasaan yang memberi otoritas untuk dilayani, bukan untuk menjadi Abdi Negara yang melayani Rakyat. Sasaran ini melawan kehendak Tuhan seperti tertulis dalam Mateus 20:26-28 dan Markus 10:43-45
CARA : Otak mereka diaktifkan untuk memikirkan, rencana, cara dan konsep yang menyesatkan, memfitnah, menjegal, menyalahkan, dan menyaingi. Rancangan yang penuh kesombongan, irihati, hawa nafsu, korupsi dan pembunuhan guna merebut sasaran mereka menjadi “RAJA.” Cara berpikir mereka untuk merebut tahta Raja sangat dilarang Tuhan seperti tertulis dalam Mateus 15:19 dan Markus 7:21-22.
AKSI : Melakukan cara yang telah dipikirkan. Tindakan untuk merebut sasaran tahta Raja berdasarkan cara yang menyesatkan, memfitnah, menjegal, menyalahkan, dan menyaingi. Tindakan mereka didasarkan Rancangan yang penuh kesombongan, irihati, hawa nafsu, korupsi dan pembunuhan. Mereka tidak akan pernah merebut Tahta Raja karena SASARAN, CARA dan TINDAKAN mereka melawan Tuhan seperti tertulis dalam Yakobus 4:1-3
Dari cerita diatas dapat kita pelajari bahwa orang yang tak memiliki visi dan misi tidak memiliki harapan, karena itu ia tak mampu menghargai apa yang ada padanya dan juga tak dapat menikmati dan menyukuri hidup.
Orang yan tak dapat menikmati dan menyukuri hidup adalah pecundang dan lalim yang menempatkan kekuasaan dan kekayaan sebagai tujuan mereka. Oleh karena itu mereka akan mengunakan berbagai cara, termasuk membunuh sekalipun. Mereka umumnya memperbesar tahta dan harta dengan cara mengambil dari apa yang tidak menjadi haknya dan menuai dari lahan mereka tidak menabur. Mereka tidak memberikan apa yang seharusnya menjadi hak Tuhan (berbuat kasih) dan menggelapkan apa yang seharusnya menjadi hak Kaisar (pajak Negara)-Markus 12:17 dan Lukas 20:25. Dan merampas atau tak memberi apa yang menjadi hak orang lain (upah, pelayanan, penghargaan dan perhatian) secara layak.
Dan strategi yang lazim mereka gunakan pada masa ini adalah membangun kartel, kolusi, nepotisme, konspirasi dan suap untuk mendapatkan, mengatur dan menguasai serta memonopoli komoditas, jasa dan harga. Juga mereka menjadi makelar/penghubung untuk mendapatkan bayaran/komisi tanpa bekerja dan meminjamkan uang dengan bunga yang tinggi.
Cara merebut sasaran seperti digambarkan diatas lazim dipraktekan oleh orang-orang bertahta dan berharta yang tak memiliki KASIH. Tapi bagaimana dengan orang orang tak berpengharapan? Sesungguhnya tidak jauh berbeda karena ada juga orang yang mau bekerja asal ada imbalannya tanpa memperhatikan tujuan/mannfaat yang akan dia dapatkan. Dia bekerja untuk bayaran bukan untuk pembentukan kapasitas diri, peningkatan skala diri dan peningkatan kualitas diri. Ada orang lain berpura-pura serius bekerja saat ada pengawasan atau ia tekun bekerja sekedar untuk menyenangkan pimpinan-bandingkan Kolose 3:22. Ada orang lain lagi telah bekerja keras karena ada kekuatiran berlebih terhadap kehidupan keluarga, pendidikan Anak dan juga karena dorongan keinginan dan bukan kebutuhan untuk memiliki sesuatu-bandingkan Mateus 6:34
Golongan orang yang tak mampu menikmati dan menyukuri hidup adalah golongan orang yang sifat dan tingkah lakunya dapat membangkitkan irihati, kekesalan dan kebencian seperti yang tersirat dalam ayat suci Sirak 25:2-3berikut:
Pecundang yang menganggap kegagalannya sebagai korban keberutungan orang lain
Orang lalim yang menggapai keinginannya (harta dan tahta) melalui konspirasi, penipuan, pemerasan dan suap
Orang dewasa yang jalan hidupnya dapat memasukkan orang lain kedalam pencobaan; sifat dan tingkah lakunya dapat menjerumuskan dan menyesatkan. Sedikit hikmatpun tidak ada padanya.
Akan tetapi setiap orang yang tekun belajar sedari masa mudanya memiliki cukup ilmu dan pengetahuan guna menyongsong masa depannya. Ia dapat memiliki sebuah hidup yang penuh pengertian dan hikmat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LI AN MOEN ANA ATUK BIJAEL

  LI AN MOEN ANA ATUK BIJAEL 1.      When you are traveling around Timor, especially at the district of north middle Timor, you will be fa...