https://drive.google.com/file/d/1IpA70ea5bj0nLzFEYC7j1C685Gcg4xfC/view?usp=sharing

Cari Blog Ini

Kamis, 01 Oktober 2009

Spiritual Quotient (SQ)

Spiritual Quotient (SQ)
Ada pepatah berbunyi ”Cerdik (akal) tanpa ketulusan (hati nurani) adalah licik dan hati nurani (ketulusan) tanpa akal (cerdik) adalah kebodohan.”
Pepatah ini memberi gambaran: Kecerdasan membuat seseorang mendapat dan menguasai ilmu, pengetahuan dan teknologi. Namun apakah kecerdasan itu dapat menciptakan sesuatu yang dapat membangun atau sebaliknya menghancurkan, sangat bergantung pada ada tidaknya Hati Nurani.
Artinya, kecerdasan harus didukung oleh Emosi yang seimbang dan matang; dan Emosi harus dijiwai oleh Hati Nurani /Roh/Spirit/Iman yang teguh. Kecerdasan dan Emosi yang tidak dibalut oleh Spiritual/Hati Nurani/Iman yang teguh rawan mendorong hati melahirkan segala Pikiran Jahat. Pikiran untuk menyesatkan, membunuh, berzinah dan bercabul. Juga melahirkan pikiran jahat untuk merampok, menipu, bersumpah palsu, menghujat dan memfitnah. Mateus 15:19 dan Markus 7:21
Berhati-hatilah dalam berpikir karena Pikiran menentukan siapa diri anda seperti tertuang dalam ayat suci: ‘what he thinks is what he is’ – Proverb 23:7b. Pikiran yang tidak dialaskan pada pertimbangan dan kebenaran dapat membuat Emosi dan Hati menjadi labil hingga mendorong anda bertumbuh menjadi Penipu, Penjahat, Pencuri, Pezinah dan Pembunuh. Oleh karena itu, anda harus memiliki kerelaan diri untuk berserah agar Tuhan memberi anda Hati Baru dan Pikiran Baru seperti tertulis dalam ayat suci:
“I will give you a new heart and new mind. I will take away your stubborn heart of stone and give you an obedient heart – Ezekiel 36:26.
Pikiran Baru dan Hati Baru menolong anda memiliki sebuah Pikiran yang Tulus dan Hati yang Taat; Taat pada Tuhan dan Tulus pada sesama. Dan percayalah bahwa barang siapa memiliki pikiran baru dan hati baru akan berjuang untuk mengisi diri dengan hal-hal baik dan mulia seperti tertuang dalam ayat suci:
Fill your mind with those things that are good and that deserve praise: things that are true, noble, right, pure, lovely and honorable. Philippians 4:8
Setiap orang yang memiliki Pikiran Baru dan Hati Baru mampu menyangkal dirinya yang lama dan mau memperbaharui diri menjadi pribadi yang baru. Sebab sesungguhnya Pikiran Lama dan Hati Lama tak layak untuk menyimpan hal-hal yang melahirkan kebaikan, kebenaran, kehormatan, kemurnian, kasih dan pujian seperti tertulis dalam ayat suci:
Sesungguhnya tak seorangpun mau mengisikan Anggur Baru kedalam Kantong Kulit lama, karena jika demikian, Anggur baru itu akan mengoyakkan kantong kulit lama itu, dan anggur itu akan terbuang dan kantong kulit itupun akan hancur. Akan tetapi Anggur Baru hanya boleh diisi dalam Kantong kulit Baru. Lukas 5:37-38
No one wants to pour new wine into used wineskins, because the new wine will burst the skins, the wine will pour out and the wineskins will be ruined. Instead new wine must be poured into fresh wineskins. Luke 5:37-38
Setiap pribadi yang memiliki Pikiran Baru dan Hati Baru akan bertumbuh menjadi pribadi yang besar, sukses dan rendah hati. Karena itu, Tuhan pasti menjadikan dia sebagai Mesbah/Tahta bagi RohNya (1Corinthians 3:16). Dan diatas Mesbah inilah Tuhan akan menempatkan RohNya yang Kudus, Agung dan Mulia; yaitu Roh yang memberdayakan setiap pribadi untuk tidak hanya untuk membangun masa depan yang penuh pengharapan, tetapi juga untuk memberitakan Kabar Baik (Ilahi) seperti tertuang dalam ayat suci:
Afterward, I will pour out My Spirit on everyone: your sons and daughters will proclaim my message; your old men will have dreams and your young men will see visions- Joel 2:28
Tujuan Tuhan mengisi setiap pribadi dengan RohNya adalah agar dari dalam Mesbah Roh itu terpancar Titik-titik Kebenaran yang menopang keahlian (Kecerdasa Intelektual), membentuk kualitas diri (Kecerdasan Emosi) dan menanamkan harapan dan keyakinan (Kecerdasan Spiritual/Iman) bahwa hati baru dan pikiran baru dapat melahirkan kualitas hidup seperti yang tertuang dalam ayat suci:
“But Spirit produces love, joy, peace, patience, kindness, goodness, faithfulness, humility and self control. There is no law against such things as these – Galatians 5:22-23
Oleh karena itu, hendaklah kita memohon dengan rendah hati dan penuh harapan agar doa Nabi Musa berikut ini dapat dikabulkan bagi kita juga: “Semoga seluruh umat memiliki kualitas Nabi karena Tuhan berkenan mengisi seluruh umatNya dengan RohNya.” -bandingkan Bilangan 11:29;
Namun perlu disadari bahwa Tuhan tentu akan memberikan karunia Hati Baru dan Pikiran Baru tidak kepada semua orang. Tetapi hanya kepada orang-orang yang siap menerimanya; yakni orang-orang yang siap untuk Lahir Baru; lahir baru dalam Roh dan Kebenaran. Sebab sesungguhnya tidak seorangpun akan bertumbuh menjadi pribadi besar dan mampu melakukan karya-karya besar dan agung jikalu ia tidak dilahirkan kembali (lahir baru)-bandingkan Johanes 3:3 – 8.
Berpedoman pada 1Corinthians 3:16 (Anda dan saya adalah Mesbah Roh Tuhan), para ahli terus menggali kecerdasan manusia dan menemukan sekumpulan kecerdasan lain yang merupakan pusat dari semua kecerdasan yang ada. Donah Zohar dan Ian Marshall menyebut kecerdasan ini ’God Spot – Ruang Tuhan’ yakni sebuah ruang yang berisi Titik-Titik Kebenaran. God Spot dikenal sebagai Spiritual Quotient (SQ) atau oleh Peter Sepherd disebut Heart Intelligence (Kecerdasan Hati).
Lebih lanjut Donah Zohar dan Ian Marshal menjelaskan bahwa orang yang mampu mencerdaskan Spiritual Quotient-nya memiliki kualitas hidup yang prima. Kualitas Hidup Prima ini tercipta dari keseimbangan dan keharmonisan dalam hidup; Seimbang dalam mendaya-gunakan nalar/logika, dan Harmonis dalam mengelola emosi serta Teguh dalam membangun spirit/iman. Demikian Anne Ahira, Internet Marketer Kelas Dunia dari Indonesia mengatakan “Berpikir itu Pelita Hati, sukses, keunggulan dan kelebihan itu milik semua orang yang mau berusaha.”
Anne Ahira tentu benar karena dengan pikiran berkualitas pelita (prima); maka setiap orang dapat melihat masa depan dan terus berusaha untuk meraihnya. Karena setiap orang terus berjuang untuk memperbesar kapasitasnya, menciptakan keseimbangan dalam mendaya-gunakan nalar/logika dan membangun keharmonisan dalam mengelola emosi serta tak henti-hentinya memperteguh Spirit/Iman.
Peranan SQ
Intellectual Quotient (IQ) tanpa dukungan Emosi dapat membuat seseorang bertumbuh jadi pribadi sombong dan jahat karena bisa salah mengunakan kemampuan atau kepintarannya. Demikian juga Emotional Quotient yang tak dibalut oleh Iman/Spirit membuat seseorang dapat menerima potensi, kompetensi atau kapasitas diri sebagai beban hidup; hidup yang diliputi oleh Kecemasan dan Kekuatiran belaka.
Oleh karena itu, setiap orang harus berusaha mengasah Spiritual Quotient (SQ) secara optimal. Karena Spiritual Quotient (SQ) atau yang juga disebuat kecerdasan Hati Nurani, Jiwa, Rohani atau Iman merupakan dasar atau pusat atau sumber dari semua kecerdasan yang ada pada setiap manusia. Sebab Spiritual Quotient (SQ) yang terasah dengan baik dapat berperan untuk:
memampukan seseorang mengasah otaknya dengan ilmu dan pengetahuan yang baik dan membentuknya menjadi pribadi yang mampu mempergunakan KEAHLIANNYA (IQ) untuk hal-hal yang positif dan konstruktif.
menjadikan EMOSI lebih tenang, lebih seimbang dan lebih harmonis sehingga dapat menghasilkan KUALITAS DIRI (EQ) yang prima untuk menerima, menempatkan dan mengelola sesegala sesuatu, baik yang bersifat positif maupun negative secara proporsional seperti tertuang dalam ayat suci:
……..having the same thoughts, sharing the same love, and being one in soul and mind. Don not do anything from selfish ambition or from a cheap desire to boast. Philippians 2:2-3a
Selanjutnya bahwa Spiritual Quotient (SQ) berperan menyinergikan Keahlian (Intellectual Quotient) dan Kualitas Diri (Emotional Quotient) menjadi sebuah Inner Power yang besar atau yang disebut Kompetensi guna menggapai semua sasaran yang ditetapkan. Hal itu sesuai dengan makna dari kata Jiwa yang berasal dari kata “PSUCHE” dalam Bahasa Yunani yang berarti:
Napas kehidupan, pusat kepribadian yang dengannya orang merasa, menyatakan, mengira, menginginkan: kebutuhan, keinginan, kedudukan, dan tujuan serta hasrat
Spiritual Quotient yang terasah baik dapat memancarkan sebuah kualitas hidup yang penuh cahaya. Dan cahaya itu sungguh dapat menjadi penerang bagi jalan kehidupan. Lebih dari itu bahwa cahaya yang terpancar dari setiap perbuatan anda juga dapat mengantarkan orang lain berserah diri pada pencipta (praise your Father in Heaven) seperti tertera dalam ayat suci:
In the same way, your light must shine before the people so that they will see the good things you do and praise your Father in Heaven.-Mathew 5:16
Artinya kecerdasan Rohani (Spiritual Quotient) adalah cahaya bagi setiap perbuatan dan kebiasaan baik. Melalui cahaya itu, orang akan melihat hal-hal baik yang anda lakukan.” Hal baik yang dimaksudkan dalam ayat suci diatas tidak lain adalah Kasih (love), Suka-Cita (joy), Damai Sejahtera (peace), Kesabaran (patience), Kemurahan Hati (kindness), Kebaikan (goodness), Ketulusan (faithfulness), Lemah-lembut (humility) dan Pengendalian Diri (self control).
Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa Spiritual Quotient (SQ) atau yang juga disebuat Kecerdasan Hati Nurani, Kecerdasan Jiwa, Kecerdasan Rohani atau Kecerdasan Iman sebenarnya adalah dasar dari segala sesutu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat seperti tertuang dalam ayat suci:
To have Faith is to be sure of the things we hope for, to be certain of the things we cannot see. Hebrew 11:1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LI AN MOEN ANA ATUK BIJAEL

  LI AN MOEN ANA ATUK BIJAEL 1.      When you are traveling around Timor, especially at the district of north middle Timor, you will be fa...