https://drive.google.com/file/d/1IpA70ea5bj0nLzFEYC7j1C685Gcg4xfC/view?usp=sharing

Cari Blog Ini

Kamis, 01 Oktober 2009

Belajar Mengasah Gergaji (DIRI)

8. Belajar Mengasah Gergaji
Tuhan menganugerahi manusia dengan akal budi; sebuah anugrah yang dapat membedakannya dari ciptaan yang lain. Akal budi mengandung semangat ingin tahu (Spirit of Curiosity), sebuah semangat yang membuat manusia terus berkembang dari makluk yang primitive menjadi manusia modern. Berkembang dari makluk yang lemah dalam fisik menjadi pribadi superior. Superiority manusia terbentuk dari ketekunan untuk mengisi diri dengan ilmu/pengetahuan, ketrampilan, sikap atau nilai guna mengembangkan diri lebih baik, seperti tertera dalam ayat suci:
Intelligent people are always eager and ready to learn – Proverb 18:15
Apa itu belajar Mengasah Gergaji (Mengasah diri)?
Manusia memiliki hasrat untuk mengisi diri dengan pengetahuan, ketrampilan, sikap atau nilai. Proses pengisian diri ini dilakukan melaui belajar. Manusia dapat belajar melalui pembelajaran, pengalaman atau pengajaran serta membangun hubungan. Proses belajar sangat penting dan tidak dapat ditolak karena dapat menciptakan sebuah pembaharuan pola pikir, sikap dan tingkah-laku yang meneguhkan, terukur dan spesifik. Proses belajar dapat memberdayakan setiap individu memformulasikan sebuah tatanan mental baru dan/atau memperbaharui tatanan mental sebelumnya.
Orang berpengharapan tak pernah meninggalkan apa yang ia pelajari. Dia mencintai didikan dan selalu siap menerimanya sebagai bagian dari hidupnya. Mengapa? Karena Pendidikan adalah sebuah proses yang dapat memberi nilai dan mendorong perubahan tingkah laku jangka panjang; proses yang dapat membentuk setiap pribadi menjadi manusia seutuhnya; demikian ada ayat suci berbunyi:
Always remember what you have learned. Your education is your life. Guard it well-Proverb 4:13
Mengapa perlu belajar Mengasah diri?
Setiap orang mempunyai perasaan selalu berkekurangan (tidak sempurna) dalam segala hal dan ingin memenuhinya melalui belajar. Belajar berarti kita sedang berusaha mengisi diri dengan hal-hal (pengetahuan) positif yang memberdayakan. Sebab ketika kita berdaya, kita mampu melakukan sesuatu yang terbaik bagi hidup dan kehidupan seperti ditegaskan ayat suci ini:
Be like newborn babies, always thirsty for the pure spiritual milk, so that by drinking it, you may grow up and be saved. 1Peter 2:2
Orang yang belajar akan bertumbuh dan orang yang bertumbuh memiliki kemampuan melakukan sesuatu. Dan orang yang bisa melakukan sesuatu memiliki hasrat untuk berbagi (memberi) dengan orang lain. Namun, tentu ia harus terlebih dahulu berbagi dengan diri sendiri. Adalah omong kosong seseorang dapat berbagi (mengasihi) dengan orang lain sebelum ia sendiri mengetahui bagaimana menyenangkan dirinya. Hal ini dengan tegas dinyatakan dalam ayat suci berikut:
“Do ourselves a favor and learn all we can; then remember or do what we learn and we will prosper.” – proverb 19:8
Seseorang yang engan berbagi sesungguhnya tak memiliki apa-apa karena tidak mampu mendapatkan sesuatu dalam belajarnya. Ia hanya bertumbuh menjadi pribadi yang merasa pintar dan berhikmat dalam kebodohannya. Ia tak tahu apa yang harus ia lakukan, tapi hanya berangan-angan tentang sesuatu yang sebetulnya tak ia ketahui, seperti dinyatakan dalam ayat suci:
“Clever person is wise because he knows what to do, but stupid person is foolish because he only thinks he knows”-Proverb 14:8
Dalam belajar, kita sesungguhnya tak hanya mengisi diri guna mendapatkan keahlian teknis saja tetapi juga kualitas Rohani (Hikmat dan Saleh). Karena ilmu pengetahuan dapat memberi keahliah (skill) yang akan membuat langkah kita maju dan terus maju demi pencapaian yang lebih baik. Sedangkan Rohani akan memberi karakter moral yang akan membuat langkah kita focus (terarah & teratur) dan tak tersesat, dan juga dapat meningkatkan harkat dan martabat kita. Oleh karena itu carilah ilmu dan hikmat dalam hidup karena orang berilmu memiliki kecerdasan, pengertian (empati) dan hikmat untuk mengatasi persoalan-persoalan hidup. Orang berilmu, berpengertian dan berhikmat tak akan pernah menyesali kehidupannya karena ia akan terus maju dan tak akan pernah terjerumus dalam godaan hidup itu sendiri seperti ditulis dalam ayat suci:
Sensible people will see trouble coming and avoid it, but unthinking person will walk right into it and regret it later- Proverb 22:3
Orang berilmu belum tentu memiliki pengertian dan hikmat, tetapi orang berhikmat pasti memiliki ilmu dan pengertian. Hikmat yang didapat lewat belajar merupakan Harta Karung yang Tuhan siapkan sebagai tuntunan. Sebuah tuntunan bagi setiap pribadi untuk mengunakan ilmu dan pengetian guna keluar dari kegelapan dan kekuatiran dan berjalan dalam terang seperti tertuang dalam ayat-ayat suci:
Wisdom takes care of those who look for her; she raises them to greatness-Sirach 4:11
At first wisdom will lead you along difficult path. She will make you so afraid that you will think you can not go on – Sirach 4:17
Nothing will stand in your way if you walk wisely, and you will not stumble when you run-Proverb 4:12
Anyone who obtains wisdom will be greatly honored – Sirach 4:13
Wisdom can make your life pleasant and lead you safely through it – Proverb 3:17
Wisdom offers you long life, as well as wealth and honor – Proverb 3:16
So do not worry about tomorrow, it will have enough worries of its own. There is no need to add to the troubles each day brings”.– Mathew 6: 34
Dari mana belajar Mengasah diri?
Segala sesuatu yang ada disekitar kita adalah sumber yang baik bagi proses belajar berkelanjutan. Pengalaman dan pergaulan juga dapat menjadi sumber belajar yang baik. Belajarlah pada pribadi, tempat atau situasi yang berperan sebagai sumber pencerahan. Sebuah sumber yang dapat memberi pemahaman, peneguhan (kekuatan) dan pengertian. Orang yang belajar dari sumber yang tepat sesungguhnya akan menemukan peneguhan (kekuatan) dan pengertian, ia akan mendapatkan tuntunan dan damai sejahtera serta ia akan memiliki hidup yang sempurna, seperti tertuang dalam ayat suci:
“Learn where understanding, strength and insight are to be found. Then you will know where to find a long and full life, light to guide you and peace.”-Baruch 3:14
Oleh karena itu, berusahalah mengambil pelajaran dari setiap situasi, kejadian dan juga tempat anda berada. Juga pastikan anda dapat berhubungan, berinteraksi dan berkomunikasi intens dengan Rekan, Advisers/Coachers, Consultants, Team Members, Suppliers, Customers dan juga Competitors. Mereka adalah pilar-pilar belajar yang harus diperhatikan seperti telah difirmankan:
People learn from one another just as iron sharpens iron-Proverb 27:17
Belajar sesungguhnya menuntut kemampuan membuka diri untuk menerima semua hal (informasi, ide, gagasan, pengetahuan dan nilai) yang ada diluar diri kita, mengelola dan mendaya-fungsikannya bagi pertumbuhan dan perkembangan kemampuan kita seperti tertulis
Be like newborn babies, always thirsty for the pure spiritual milk, so that by drinking it, you may grow up and be saved. 1Peter 2:2
Sesungguhnya belajar bukan sekedar membuka diri untuk menerima dan mengikuti setiap masukan (informasi, ide, gagasan, pengetahuan dan nilai) saja, tetapi harus melakukannya seperti tertera dalam ayat suci:
Put into practice what you learned, what you learned and received from me; both from my words and from my actions. Philippians 4:9
Namun satu hal yang harus menjadi pelajaran bagi mu adalah janganlah belajar dari pribadi, tempat atau situasi yang dapat menjerumuskan agar anda tidak jatuh dalam pencobaan seperti tertulis:
If you touch tar, it will stick to you and if you keep company with arrogant people, you will come to be just like them-Sirach 13:1
9. Bagaimana Mengasah Gergaji (Diri)
Setiap orang tidak ingin menjadi pribadi yang biasa-biasa saja, tetapi senantiasa berusaha membentuk dan memberdayakan dirinya guna melakukan sesuatu dengan lebih baik. Tujuannya untuk menunjukkan diri berbeda dan lebih baik dari orang lain dalam pemikiran, konsep, tindakan, kebiasaan dan teladan yang diwujudkan melalui suatu keahlian tertentu. Setiap keahlian yang telah dimiliki akan terus ditingkatkan guna melaksanakan atau mengeksekusi sesuatu (pekerjaan) secara tepat, yakni tepat sasaran dan tepat waktu guna mendapatkan hasil yang tepat pula. Keahlian eksekusi inilah yang dianalogikan dengan istilah kemampuan “Mengasah Gergaji.”
Musashi, seorang Samurai berpendapat kemampuan eksekusi adalah “keahlian yang dimiliki seseorang untuk menjalankan sebuah tindakan yang tepat, pada saat yang tepat.” Untuk apa? Untuk meraih sebuah sasaran yang tepat (do a proper action in a proper time).
Bagaimana dan dari mana kita bisa mengasah gergaji atau meningkatkan keahlian eksekusi itu?
Mulanya kita harus mengisi diri dengan ilmu, pengetahuan, ketrampilan dan nilai melalui belajar, praktek dan pengelaman. Kita juga dapt mengisi diri dengan membangun hubungan baik dengan diri maupun orang lain.
Ada beberapa pelajaran yang menolong setiap pribadi mengasah gergajinya. Mari kita belajar mengasah Gergaji dengan berpedoman pada rujukan pelajaran dibawah ini:
10. Pelajaran Mengasah Gergaji (Diri)
Seperti yang diuraikan diatas bahwa setiap orang bercita-cita menjadi pribadi yang luar biasa. Karena itu ia senantiasa berusaha membentuk dan memberdayakan dirinya guna melakukan sesuatu dengan lebih baik. Tujuannya untuk menunjukkan diri berbeda dan lebih baik dari orang lain dalam pemikiran, konsep, tindakan, kebiasaaan dan pengalaman yang diwujudkan melalui suatu keahlian tertentu. Setiap keahlian yang telah dimiliki akan terus diasah atau ditingkatkan guna mencapai cita-citanya. Hal itu dapat dilakukan tepat seperti diuraikan dalam pelajaran-pelajaran bernilai berikut:
Conceptual Learning
Practical Learning
Technical Learning
Intra-personal relationship Learning
Interpersonal relationship Learning

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LI AN MOEN ANA ATUK BIJAEL

  LI AN MOEN ANA ATUK BIJAEL 1.      When you are traveling around Timor, especially at the district of north middle Timor, you will be fa...