https://drive.google.com/file/d/1IpA70ea5bj0nLzFEYC7j1C685Gcg4xfC/view?usp=sharing

Cari Blog Ini

Kamis, 01 Oktober 2009

Inter-personal relationship (Belajar Berhubungan dengan Orang Lain )

Belajar Berhubungan dengan Orang Lain (Inter-personal relationship)
“You can make more friends in two months by becoming interested in other people than you can have two years by trying to get other people interested in you.” Advised David Carnegie.
Sebuah hubungan dapat terbangun diantara dua orang atau lebih karena ada sebuah kepercayaan yang tercipta diantara mereka. Sebuah hubungan mustahil terbangun tanpa kepercayaan. Demikianpula sebuah hubungan tak akan memiliki kualitas jika tak ada kadar kepercayaan yang cukup didalamnya.
Hubungan dan Kepercayaan ibarat dua sisi mata uang yang berbeda, tapi tak dapat dipisahkan. Setiap sisi memiliki nilai yang saling melengkapi dan dapat diterima oleh umum, tentu karena telah melekat kepercayaan yang sama terhadap kedua sisi itu.
Orang dapat membangun hubungan didorong oleh keinginan untuk bersoasialisasi, karena melalui soasialisasi, mereka saling mengisi dan melengkapi. Jadi mustahil seseorang ingin hidup menyendiri dan menyepi di suatu tempat terpencil dan juga seseorang tak mungkin hidup bagi diri sendiri.
Oleh karena itu, apapun yang anda sedang dan akan kerjakan, dan apabila itu berkenaan dengan orang lain, maka anda sedang melakukan pekerjaan membangun hubungan.
Hubungan membuat segala sesuatu dapat berproses, berjalan atau terjadi. Misalnya, jika anda menjual barang, orang berpendapat anda sedang melakukan bisnis penjualan. Mereka bisa saja benar, tetapi anda sebenarnya sedang melakukan bisnis membangun hubungan. Barang anda hanya bisa terjual melalui hubungan yang anda bangun dengan orang lain, bukan? Hal inipun terjadi dalam semua lini kehidupan. Para staff sebuah kantor dapat melaksanakan pekerjaan mereka tentu tak lepas dari sebuah landasan hubungan yang sudah terbangun dalam management. Artinya, keberlangsungan dan juga keberhasilan sebuah usaha tak akan terlepas dari sebuah bangun hubungan dengan keharmonisan yang tercipta didalamnya .
Setiap hubungan memiliki kadar kualitas dan setiap hubungan yang berkualitas mendorong lahirnya keharmonisan. Kualiatas sebuah hubungan tidak hanya ditentukan oleh cara membangunnya. Tetapi juga lebih ditentukan oleh kandungan kadar kepercayaan dan juga oleh cara mengelolanya.
Manfaat Membangun Hubungan
Setiap hubungan mempunyai tujuan dan manfaat tertentu bagi pribadi-pribadi yang membangunnya. Orang umumnya membangun hubungan dengan orang lain karena tujuan/manfaat berikut:
Melakukan Perbuatan Baik.
Dalam hidup kita temui ada orang yang berhasil dan ada yang gagal. Orang sukses akan mudah membangun hubungan sedangkan orang yang tak beruntung biasanya dimarginalkan. Namun itu tak berlaku bagi orang yang telah bebas dari belenggu harta dan tahta. Mereka menerima orang tak beruntung sebagai anugerah untuk dapat mewujudkan kasih dengan berbagi dalam motifasi, pengajaran, bimbingan dan bahkan materi.
Sebagian dari kita sering hanya mau berbuat baik kepada orang yang bisa menguntungkan atau yang bisa membalas kita kelak. Kita sesungguhnya tak berbeda dari para pecundang, sebab merekapun bisa melakukan hal yang sama. Setiap Perbuatan baik yang bertendensi untuk mendapatkan balasan adalah perbuatan yang dapat menutup saluran Anugrah dari Tuhan, - bandingankan Mateus 5:46.
Berbuat baik sesungguhnya adalah kehendak untuk melayani atas dasar kemurahan hati, persaudaraan dan kasih. Berbuat baik dapat dilakukan kepada siapa saja, teruama yang ditemukan sebagai orang miskin.
Siapakah orang miskin?
Menurut anda, apakah orang miskin itu hanya orang-orang yang tak beruntung dan yang diabaikan, disingkirkan, atau yang tak dihargai hak-haknya sebagai manusia?
Menurut Saint Vincent de Paulo, orang miskin adalah pribadi yang layak dilayani, dihargai dan dihormati dengan sepenuh hati. Sedangkan menurut Ibu Terasa, orang miskin adalah mereka yang tidak hanya kekurangan dalam materi tetapi juga termasuk orang-orang kaya yang tak bisa menyukuri dan menikmati apa yang dia miliki. Orang kaya yang hidup monoton dan kaku karena mengejar harta. Juga termasuk anggota keluarga kita yang tidak merasakan kehadiran kita, walau sesungguhnya kita berada disamping mereka. Mereka tidak mendapatkan cukup perhatian, motivasi, inspirasi dan kasih dari kita karena segala kesibukan yang kita jalani.
Oleh karena itu, kita harus membangun hubungan agar mudah menjangkau menolong orang miskin, baik itu mereka yang miskin materi maupun miskin rohani.
Berbuat baik kepada orang miskin adalah kewajiban setiap orang dan untuk itu, ’banyak lembaga dan organisasi didirikan dan juga banyak pembicaraan’ diselenggarakan demi mengentaskan kemiskinan. Namun Ibu Terasa sangat prihatin karena ia melihat tak ada satu lembaga atau pembicarapun yang mengajak orang miskin untuk turut membicarakan kemiskinan mereka. Oleh Ibu Teresa, tindakan dimaksud dapat merendahkan martabat kemanusian. Karena hanya menjadikan orang miskin, terutama orang miskin materi sebagai Bak Sampah, tempat membuang sisa barang (makanan dan pakaian) yang tak lagi bermanfaat dan ngetrend. Atau menjadikan orang miskin sebagai Papan Iklan, tempat memamerkan segala kelebihan demi sebuah keuntungan.
Perbuatan yang demikian tak berkenan bagi Tuhan, karena itu, jika ingin berbuat baik, hendaklah perbuatan itu menjadi urusan pribadi Anda dengan orang yang ditolong. Maka Bapak di Surga akan menerimanya sebagai perbuatan pribadi Anda denganNya akan membalaskannya untuk Anda. Mateus 6: 2-4
Berbuat baik dan saling menolong bukanlah sekedar sebuah kewajiban dan tanggung jawab kita terhadap sesama; tetapi juga merupakan sebuah bakti atau pelayanan kita terhadap Tuhan seperti tercatat dalam ayat suci:
Do not forget to do good and to help one another because these are the sacrifices that please God – Hebrew 13:16
Apa tujuan anda menolong sesama? Tujuanya adalah membuat orang lain merasa bernilai dan menjalani hidup lebih baik. Pastikan semua yang anda lakukan bukan untuk memanjakan orang yang kurang beruntung hidupnya atau untuk meringankan beban hidupnya sesaat, tapi harus benar-benar memberi nilai atau bermanfaat bagi kehidupannya seperti tertulis dalam ayat suci:
When you do a good deed, make sure you know who is benefiting from it; then what you do will not be wasted – Sirach 12:1
Artinya, setiap perbuatan anda sedapat mungkin harus merupakan pemicu bagi keberhasilan orang lain. Misalnya, sesamamu miskin karena kurang berpendidikan, maka putuslah rantai kemiskinan itu dengan memberi beasiswa bagi pendidikan anak-anaknya. Sebab dengan pendidikan yang baik, seseorang akan mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dan pekerjaan yang lebih layak dapat memberi penghidupan yang lebih baik.
Berbuat baiklah kepada orang-orang kecil dan lemah; terutama kepada mereka yang hak-haknya dirampas secara tidak adil oleh dunia ini. Tindakan demikian bukanlah sebuah tindakan sia-sia sebab Tuhan sungguh akan melipatkan gandakan upahmu seperti tertulis:
You can be sure that whoever gives even a drink of gold water to one of the least of these my followers because he is my follower, will certainly receive a reward-Mathew 10:42

Menemukan suatu Kenyamanan dari Anda.
Modal untuk memperluas usaha adalah membangun hubungan baik dengan orang lain dan menciptkan sebuah kerja sama didalamnya. Namun, orang baru mau berhubungan dan bekerjasama jika mereka menemukan suatu kenyamanan dari Anda. Oleh karena itu, pastikan bahwa apa yang anda miliki atau tawarkan tidak hanya unik, unggul dan menguntungkan, tapi juga menarik, nyaman dan menyenangkan. Anda harus membuat orang lain penasaran atau bahkan menyesal jika tidak bisa bekerja sama dengan anda atau tak mendapatkan apa yang anda tawarkan.
Misalnya sebagai pedagang, anda harus membuat apa yang anda jual memiliki daya tarik, inspiratif, menyenangkan dan memberi kenyamanan. Anda sedapat mungkin membuat customer tidak sekedar membeli produk anda dan terlayani dengan baik. Tetapi juga customer dapat merasa bahwa dengan berhubungan dengan anda, mereka dapat belajar bagaimana saling memberi, melayni dan menghargai dalam sebuah hubungan yang harmonis. Semua ini adalah awal keberhasilan dari keseluruhan proses penjualan anda.
Jadi, jika apa yang anda kerjakan dalam hidup dapat membuat pelangan bahagia, nyaman dan terinspirasi, maka yakinlah bahwa mereka tidak hanya akan berjalan melainkan berlari menemui anda untuk bekerja sama.

Berbagi Keberuntungan.
Membangun hubungan dapat mendatangkan keuntungan bagi keberlangsungan setiap usaha, tapi bukan keuntungan semata sebagai fokus usaha anda. Masih ada visi lebih mulia yakni jadikan usaha anda bernilai bagi masyarakat dan dapat mengubah kehidupan disekitarnya menjadi lebih baik. Jika anda dapat memenuhi visi ini, anda telah menemukan keberadaan usaha anda dan juga telah mencapai tujuan yang tepat.
Oleh karena itu tanamkan dalam hati bahwa keuntungan adalah sebuah pencapaian sebagai akibat pilihan dan pengakuan masyarakat. Kuntungan bukan sebagai refleksi keserakahan perusahaan, tetapi sebagai pengakuan bahwa apa yang anda tawarkan dihargai. Ini adalah superior value yang harus diamalkan-demikian kata Konosuka Matsushita:
“Profit should be a reflection not of a corporate greed but a vote of confidence from society that what is offered by the firm is valued”.
Dari gambaran ini, jelaslah bahwa berbagi keberuntungan perusahaan dengan Stakeholders (Masyarakat, Customers, Pemegang Saham, Karyawan dan Management) bukan sebagai tanggung jawab semata tetapi lebih sebagai motivasi untuk mendorong pencapaian/keberhasilan lebih besar.
Ssesungguhnya orang yang menginginkan keberhasil yang lebih tinggi harus menolong orang lain untuk mudah merebut keberhasilan mereka. Oleh karena itu, anda harus berbagi keberhasilan dengan menolong setiap mitra anda seperti supplier, distributor dan juga customer anda untuk meraih keberhasilan mereka.
Berbagi Tangung Jawab.
Kepercayaan adalah landasan bagi dua atau tiga orang untuk berbagi tanggung jawab. Setiap orang biasanya akan bertindak untuk dan atas nama diri atau orang lain dalam melakukan sesuatu. Dengan kepercayaan kita mudah beriteraksi guna memahami keinginan dan kebutuhan orang lain. Dan juga agar kita mudah mengkomunikasikan value, visi dan misi guna membangun sebuah kerja sama yang lebih besar. Peter Drucker, pakar Management mengatakan bahwa kemampuan mendengarkan keinginan orang lain yang tak terucapkan merupakan pilar utama komunikasi.
Berbagi tanggung jawab dapat dilakukan dengan siapa saja termasuk dengan para karyawan. Menurut Steve Jobs, co-founder of Apple computer, karyawan pintar dan berkompetensi dapat meringankan tanggung jawab management. Tetapi adalah lebih menguntungkan jika sebuah perusahaan dapat mempekerjakan karyawan yang memiliki kepedulian yang sama seperti yang dimiliki management tentang kemajuan perusahaan
Berbagi keuntungan dan tanggung jawab dalam sebuah hubungan dapat membangkitkan semangat dan rasa turut memiliki baik dari orang-orang anda maupun masyarakat sekitar.
Menilai Diri
Anda tidak akan mengetahui seberapa besar kemampuan diri hingga Anda menemukan seseorang yang dapat berbuat lebih baik. Orang lain adalah cerminan bagi diri kita dan sebaliknya kita adalah cerminan bagi orang lain. Bruce Lee mengatakan, bekerjasama dengan orang lain akan memperbaiki penilaian diri terhadap keunggulan/kualitas yang kita miliki. Nilai hidup anda hanya akan diukur dari nilai-nilai mereka yang disentuhnya. Orang yang tidak bisa bekerja sama dapat bertumbuh menjadi pribadi yang sombong atau sebaliknya menjadi rendah diri.
Mengembangkan Diri.
Bergaul dengan penjual parfum, kita dapat percikan aroma wangi. Berhubungan dengan pekerja keras, kita akan turut berbagi dalam kesuksesan., tetapi bergaul dengan para pemalas kita hanya akan menyengsarakan diri.
Disadari atau tidak, orang yang kita kenal memberi pengaruh baik atau buruk secara signifikant terhadap pertumbuhan kita. Oleh karena itu kita harus siap menambah nilai diri dari pergaulan itu, bukan sebaliknya terinfeksi sisi negatif dari sebuah pergaulan. Hal itu dinyatakan dalam ayat suci berikut:
If you touch tar, it will stick to you and if you keep company with arrogant people, you will come to be just like them-Sirach 13:1.
Demikian Dahlan Iksan berkata “saya dapat menjadi pengusaha karena tertular pimpinan saya.” Dahlan Iskan bertumbuh menjadi orang sukses dalam usaha dan kepemimpinan karena ia telah belajar dari pimpinannya yang memiliki kepemimpinan dan keteladanan yang luar biasa. Gordon Dryden & DR. Jeannette Vos menyarankan untuk menambah keahlian teknis dan keahlian profesional yang ingin kita kuasai, sebaiknya kita perlu belajar dari orang lain yang sudah bisa.
Menambah Pengetahuan Diri.
Orang gagal engan membangun hubungan atau bekerjasama dengan orang lain. Biasanya orang gagal merasa membangun hubungan hanya akan merugikan dirinya. Sebaliknya orang sukses selalu ingin membangun hubungan dan menempatkannya sebagai tujuan. Dengan membangun hubungan, orang sukses akan selalu belajar baik dari diri, rekan, advisers, coacher, consultants, team members, suppliers, customers dan competitors. Orang sukses akan selalu belajar pada pribadi, tempat atau situasi yang berperan sebagai sumber pencerahan yang dapat memberi pemahaman, peneguhan (kekuatan) dan pengertian. Orang yang belajar dari sumber yang tepat sesungguhnya akan menemukan dan memiliki kehidupan, mendapatkan tuntunan dan juga damai, hal itu tertuang dalam ayat suci:
“Learn where understanding, strength and insight are to be found. Then you will know where to find a long and full life, light to guide you and peace.”-Baruch 3:14
Seseorang yang menghargai sebuah hubungan akan selalu menempatkan mantan seniornya sebagai sumber inspirasi seperti tersirat dari cerita belajar dari katak berikut.
BELAJAR DARI KATAK
Konon ada sebuah perusahaan yang dulunya tumbuh pesat, sedikit mengalami keguncangan hari-hari ini. Kemunduran itu terjadi bukan karena management dan kepemimpinan yang kurang credible. Tidak juga disebabkan oleh hal-hal Strategic Framenya terdegradasi menjadi Blinder (pembuta), Prosesnya diterima sebagai Rutinitas, Relationshipnya menjelma menjadi Shackle (kerangkeng), dan atau Valuenya telah diamini sebagai sebuah Dogma (baca ulasan Donald N Sull dalam artikel “Why Good Companies Go Bad” di Harvard Business Review). Namun, kemunduran itu mungkin lebih disebabkan oleh krisis global akhir-akhir ini.
Banyak cara sudah dilakukan management, termasuk berkonsultasi dengan para senior yang sudah purna-bakti. Namun belum terlihat tanda – tanda perubahan menuju kemajuan.
Disuatu pagi, CEO perusahaan tersebut berkonsultasi sekali lagi dengan seniornya yang sangat ia hormati. Dalam percakapan via telepon pagi itu, sang senior yang sudah purna-bakti mengundang juniornya untuk makan siang di rumahnya. Namun, ada syarat – bahwa CEO muda tersebut harus membawa dua ekor katak hidup yang cukup sehat. Mendengar syarat tersebut, CEO muda tadi bergumam; akh! seperti mau ke dukun saja, kok harus ada syarat (bawa katak) segala. Namun, ia tak berani menolak dan tidak juga ingin menanyakan manfaat dari katak-katak itu.
Siang itu, ketika CEO muda tersebut tiba, sang senior sedang menunggunya di sebuah taman, disamping kolam ikan dibelakang rumahnya. Silahkan duduk, sambut mantan CEO tersebut penuh ramah. Sambil menikmati hidangan yang disajikan, mereka berdiskusi panjang-lebar tentang krisis yang sedang menyerang.
Selesai makan, sang senior meminta dua ekor katak yang ia pesan, lalu menunjuk ke arah dua panci berisi air didepan mereka. Tugas mu adalah, lanjut sang senior:
masukkan katak pertama kedalam panci pertama. Apa yang terjadi? CEO muda kaget karena katak tersebut langsung meloncat dan mendarat tepat pada kolam ikan. Anda tahu mengapa? Tanya mantan CEO. Sambil memasukan tangan kedalam panci, CEO muda itu menjawab, oh, ternyata pemicunya adalah air hangat dalam panci.
masukan katak yang lain kedalam panci kedua, perintah sang senior. Ternyata katak tersebut langsung menyelam dan berdiam didasar. Karena ia tahu panci kedua berisi air segar plus sedikit es. CEO muda itu berkomentar ‘Wah enak benar katak kedua, ia mendapatkan kesegaran yang luar biasa.
Namun tugas mu belum selesai dengan katak yang satu ini, kata seniornya. Sekarang, angkatlah panci berisi katak tersebut, letakkan ditas kompor itu lalu nyalakan dengan api yang sangat kecil. Pada tahap ini, baik CEO senior maupun CEO yunior sama – sama mengamati apa yang akan terjadi.
Api kompor yang kecil itu mulai mengubah air yang segar dalam panci menjadi hangat dan kian lama kian panas.
Apa yang terjadi? Sayang sekali bahwa ketika air mulai mendidih, katak tersebut sudah tidak punya kesempatan lagi untuk melompat keluar dari panci. Ia mati dan berubah menjadi katak rebus (suikey).
Sambil, tersenyum sang senior berkata, baiklah anak muda, sekarang pulanglah dan tetapkan pilihanmu. Apakah Anda ingin menjadi hidangan istimewa, maka jadilah katak suikey. Tetapi jika Anda ingin berenang bebas bersama ikan dan makluk air yang lain, maka segeralah loncat sekuat tenaga guna menemukan sumber air segar disekitarmu.
Saran saya, lanjut sang senior, belajarlah dari katak pertama (meloncat dari panci air hangat) dengan melibatkan seluruh anggota organisasi yang anda pimpim. Libatkan mereka didalam training, workshop, member circle, teaching dan coaching. Anggota organisasi adalah asset yang paling penting karena teknologi, produk dan susunan organisasi dapat ditiru oleh para pesaing. Namun dengan belajar bersama seorang karyawan yang cerdas, terlatih dan memiliki kepedulian terhadap perusahaan membantu anda keluar tidak hanya dari krisis ini tetapi perusahaan anda akan menjelma menjadi sebuah organisasi yang menjadi panutan. Anda akan sangat disayangi dan dihormati karena perusahaan dengan seluruh sumber dayanya akan bertumbuh menjadi sebuah perusahaan seperti digambarkan berikut ini:
Menjelma sebagai wadah terjadinya kolaborasi, kemandirian, kepercayaan dan kenyaman kerja bagi keberhasilan pelayanan customers/clients
Menciptakan customer superior value dengan selalu bersama, mendengarkan dan ber partner dengan Customers
Membangun empowered and talented team untuk menjadi kompetent dan cerdas, tapi yang lebih penting adalah menyadarkan setiap orang memberi kepedulian sama seperti yang diberikan management dan/atau Shareholders terhadap kemajuan
Menjadi sebuah winning organization yang menerima keuntungan sebagai sebuah pengakuan masyarakat bahwa apa yang kita tawarkan mendapat penghargaan
Berbagi keberuntungan perusahaan dengan Stakeholders sebagai motivasi terhadap suatu pencapaian yang lebih besar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LI AN MOEN ANA ATUK BIJAEL

  LI AN MOEN ANA ATUK BIJAEL 1.      When you are traveling around Timor, especially at the district of north middle Timor, you will be fa...