https://drive.google.com/file/d/1IpA70ea5bj0nLzFEYC7j1C685Gcg4xfC/view?usp=sharing

Cari Blog Ini

Kamis, 01 Oktober 2009

Conceptual Learning (Belajar Mengkonsepkan Praktek )

A. Belajar Mengkonsepkan Praktek (Conceptual)
Sejak awal-mula, manusia sudah mengetahui bahwa ia diciptakan seturut gambaran dan citra Pencipta (Yahwe). Sebagai wakil pencipta, manusia diberi peran untuk mengelola dan membudi-dayakan Alam Raya dan segala isinya. Tugas dan tanggung jawab ini tak asal diberikan karena, Tuhan sudah menganugerahinya dengan Akal Budi. Akal Budi adalah sebuah anugrah yang memberi manusia kemampuan untuk menerima, menyimpan dan mengelola informasi tentang siapa penciptanya, siapa dirinya, dan apa tugasnya, serta bagaimana menjalankan tugas yang diberikan pencipta. Dan yang terpenting dari semua itu, ia mengetahui ia dapat menjadi APA dan APA yang akan diperoleh dari tugas yang ia jalankan tersebut.
Akal budi membuat manusia tidak dapat melakukan segala sesuatu (tugasnya) secara asal. Manusia akan terlebih dahulu berpikir, berpikir dan berpikir berkali-kali, baru melakukan sekali. Tetapi tidak sebaliknya melakukan sesuatu berulang-ulang baru memikirkan cara/strateginya saat menemui hambatan. Artinya, manusia akan terlebih dahulu merumuskan apa yang akan dikerjakan, lalu ia memikirkan cara mengerjakan sasaran yang sudah dirumuskan dan selanjutnya ia dapat melakukan tepat sesuai cara yang telah dipikirkan.
Ini menunjukkan bahwa, Manusia akan terlebih dahulu melakukan sebuah analysing, synthesezing & imaging dan valuing. Manusia sudah terlebih dahulu membuat gambaran dan juga pertimbangan tentang apa yang akan dikerjakan dalam sebuah perencaan dan yang terumus dalam sebuah konsep yang matang. seperti tertulis dalam ayat suci berikut:
“Planning and thought lie behind everything that is done” – Sirach 37:16.
Merujuk pada sabda ilahi diatas, Conceptual Learning bukanlah sebuah hal baru. Tetapi sudah menjadi sebuah formula rohani yang dapat mendorong terciptanya sebuah keberhasilan. Artinya, apapun pekerjaan yang akan dikerjakan harus diawali dari sebuah pemikiran dan apapun perbuatan (bagaimana melakukannya) harus didasari pertimbangan. Pernyataan ini memberi pencerahan bahwa konsep adalah awal dari sebuah keberhasilan dan akan menolong Anda berprestasi dalam dunia yang penuh persaingan ini. Sebab tanpa konsep yang jelas dan tepat, Anda ibarat berada dalam sebuah rimba belantara; tidak tahu dari arah mana Anda telah datang/masuk dan ke arah mana Anda akan keluar/tuju.
Bagaimana Anda bisa menerapkan Conceptual Learning bagi prestasi Anda, mari simak cerita Berlari – dan Berlarilah Lebih Cepat Atau Mati berikut:
Berlari – dan Berlarilah Lebih Cepat Atau Mati
Konon di sebuah hutan belantara Timor, ketika fajar menyingsing, berkatalah seekor Singa jantan muda kepada dirinya. ‘Hari ini saya harus makan jika tidak saya pasti akan mati.’ Tetapi bagaimana saya bisa makan, ya? Ia bertanya pada diri sendiri - oh saya tahu lanjutnya, hari ini saya harus menangkap seekor Kijang kesukaan saya. Namun, ada pikiran yang menghantui, karena ia tahu tidak mudah menangkap seekor Kijang.
Kijang itu makluk paling cepat berlari, tapi saya tahu cara menangkapnya, Singa muda itu mencoba membesarkan hatinya. Caranya, saya harus berlari, berlari dan berlari dengan cepat – minimal lebih cepat dari lari kijang yang paling lambat. Karena hanya dengan demikian saya bisa mendapatkan sasaran saya, seekor Kijang untuk makanan hari ini.
Sebaliknya, Kijang pun tahu bahwa ada ancaman kematian yang mengintai. Untuk luput darinya, ia memiliki konsep yang hampir sama dengan singa muda tadi. Bahwa hari ini ia tidak ingin mati diterkam oleh Singa. Untuk itu selain selalu waspada terhadap serangan, ia harus siap berlari, berlari dan berlari dengan cepat – minimal lebih cepat dari singa yang berlari paling cepat. Jika tidak maka Kijang itu akan menjadi santapan Singa hari itu.
Begitu keluar dari hutan, Singa itu mulai menetapkan sasarannya yakni menangkap seekor Kijang. Lalu ia mulai memikir cara menangkap mangsanya, yakni dengan cara mendekati, mengejar dan menerkam. Ketika dari kejauhan tampak sekawanan Kijang yang sedang merumput; Singa itu mulai merayap mendekati dan tepatlah seperti yang telah ditetapkannya. Singa itu mulai mengejar dengan berlari dan berlari saat para Kijang mulai berusaha menyelamatkan diri.
Jika Singa itu bisa berlari lebih cepat dari pada lari kijang yang paling lambat, maka ia akan berhasil menangkap seekor dan terluput dari ancaman kematian. Sebaliknya kijang pun tidak mau mati, ia harus berlari dan berlari minimal lebih cepat dari pada lari singa yang paling cepat. Dengan demikian, ia tak dapat ditangkap dan terluput dari kematian.
Fabel diatas mengajari bahwa sebagai pelaku business, apakah Anda itu market leader (singa) atau market follower (kijang), Anda harus memiliki konsep yang jelas tentang sasaran apa yang diinginkan, apa rencana/strategi yang akan diterapkan dan keyakinan untuk melaksanakan strategi tersebut. Bahwa apapun yang anda hasilkan harus kreatif dalam rancangan, unggul dalam kualitas, cepat dalam penyampaian/delivery dan peduli dalam pelayanan pra&purna jual. Sebab jika tidak, apakah anda itu market leader (singa) atau market follower (kijang) pasti akan ditinggalkan (mati). Akan tetapi jika pekerjaan anda telah didasarkan pada sebuah motivasi yang baik dalam sebuah kesungguhan hati yang dalam, maka sekecil apapun pekerjaan yang dipercayakan kepada anda akan meningkatkan kualitas diri bagi pekerjaan yang lebih besar.
Kesungguhan mutlak diperlukan dalam mengeksekusi sebuah sasaran. Kesungguhan hanya tercipta jika anda mencintai pekerjaan itu. Dan cinta pada pekerjaan akan melahirkan Hati yang Berkepenuhan dalam Suka-Cita. Selanjutnya bahwa Hati yang penuh suka-cita memiliki cukup Rasa Syukur untuk menyongsong keberhasilan yang anda idam-idamkan. Dengan Kesungguhan dan Suka-Cita, anda tidak akan bertanya untuk siapa anda bekerja tetapi akan focus kepada Hasil Apa yang akan anda peroleh. seperti tertulis dalam ayat suci:
Whatever you do, work at it with all your heart as though you were working for the Lord and not for men. Colossians 3: 23
Selanjutnya Rasa Syukur akan membantu anda menempatkan asas KEGUNAAN/MANFAAT sebagai prioritas dari setiap hasil yang anda peroleh. Artinya anda akan memanfaatkan sebaik-baiknya apapun hasil yang diperoleh bagi diri, orang lain dan juga lingkungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LI AN MOEN ANA ATUK BIJAEL

  LI AN MOEN ANA ATUK BIJAEL 1.      When you are traveling around Timor, especially at the district of north middle Timor, you will be fa...