Tulisan ini berikut ini merupakan sambungan dari Topic Corporate Culture
di http://leonardusnana.blogspot.com/2015/04/corporate-culture-basic-mentality.html
Corporate Culture
Sudahkah para member organisasi
pendidikan mulai dari murid, guru, staff dan pengurus yayasan membangun cinta
dan relasi dengan pekerjaan, dengan anggota lain atau mereka (anak didik) yang
dilayani? Kesuksesan hanya tercipta jika anda memiliki relasi, peduli dan cinta
sempurna dengan pekerjaan, dengan anggota lain atau mereka (anak didik) yang
dilayani. Ini akan melahirkan sebuah corporate culture.
Corporate culture yang terbentuk
dari setiap member organisasi pendidikan Katolik adalah:
1. Budaya kebersamaan dan berbagi dalam
persaudaraan iman Katolik.
2. Budaya peduli dan saling melayani
antar setiap corporate member (siswa, guru, staf dan pengurus yayasan).
3. Budaya Peduli dan Cinta terhadap
Pekerjaan dan mereka yang dilayani.
4. Budaya mengawali kegiatannya dengan
bersyukur melalui ibadat sabda atau ibadat Ekaristi Kudus.
5. Budaya saling menghormati, melayani,
menyapa dan berjabatan tangan (siswa biasanya mencium tangan para pendidik atau
orangtua yang mereka jumpai).
Tujuan budaya organisasi (corporate
culture) adalah untuk menciptakan persaudaraan dan kepedulian diantara sesama
saudara dan terhadap apa yang dikerjakan. Steve Jobs (Apple) berkata adalah
baik berkerja bersama orang-orang pintar – tetapi lebih baik jika bekerja
bersama orang cerdas yang memiliki kepedulian yang sama. Peduli terhadap kemajuan
dan kesejahteraan bersama atau peduli sesama, peduli pekerjaan dan peduli lingkungan.
Saya yakin setiap corporate member mulai
dari siswa, guru, karyawan sampai Biarawan/biarawati) dari setiap organisasi
pendidikan Katolik adalah orang-orang pintar, tetapi apakah mereka memiliki
kepedulian yang sama dalam membangun persaudaraan dan saling melayani demi
kemajuan bersama? Jawaban ada ditangan anda.
Corporate culture (budaya
organisasi) sangat dijaga oleh organisasi modern atau perusahaan-perusahaan bonafide
karena prinsip ini:
1. Besarnya finance dan advanced
technology dapat disaingi tetapi seorang karyawan yang cerdas dan peduli tidak
dapat disaingi oleh apapun.
2. Sebuah high tech Computer dapat
mengerjakan pekerjaan 50 orang pintar tetapi satu orang cerdas dan peduli tidak
tergantikan oleh 50 high tech Computers.
3. Keberhasilan organisasi anda tidak
akan terpenuhi baik jika para pekerja tidak dapat merasa nyaman dan menikmati
apa yang mereka kerjakan (tidak sejahtera).
Oleh sebab itu karyawan mendapatkan
tempat utama bukan modal dan teknologi. Banyak pelatihan dan bimbingan akan
terus diberikan demi peningkatan kualitas intellect, kestabilan emosi dan
pertumbuhan iman yang teguh. Karyawan kelompok ini tidak akan pernah mau
dibajak oleh organisasi lain walau dengan imingan penghasilan tinggi. Mengapa?
Karyawan telah menerima pekerjaannya sebagai bagian dari dirinya.
Dengan demikian, majikannya tidak
akan pernah memperlakukan karyawannya dengan prinsip pekerja membutuhkan
pekerjaan dan bukan sebaliknya. Atau jika anda tidak mau bekerja disini, masih
banyak yang antri untuk bekerja. Mengapa? Sesungguhnya pekerjaan membutuhkan
pekerja untuk diselsaikan. Sebab sebuah pekerjaan tidak akan menghasilkan
sesuatu jika tidak mendapatkan sesuntuhan seorang pekerja. Selanjutnya, mereka
yang antri untuk bekerja, biasanya belum memahami budaya organisasi karena itu mereka
belum bisa bekerja maximal dan harus diberi kesempatan untuk belajar bukan siap
kerja. Contohnya: seorang guru baru
harus belajar membangun hubungan baik dengan sesama guru dan para siswa, dengan
lingkungan sekolah dan belajar memahami budaya sekolah. Sebaliknya para siswa dan
guru harus belajar menerima dan memberi kesempatan kepada guru baru tersebut
untuk belajar bersama.
Would you like to read more……….? Please visit us
at your next chance
Tidak ada komentar:
Posting Komentar