https://drive.google.com/file/d/1IpA70ea5bj0nLzFEYC7j1C685Gcg4xfC/view?usp=sharing

Cari Blog Ini

Minggu, 26 April 2015

Corporate Culture (3)



Tulisan ini berikut ini merupakan sambungan dari Topic Corporate Culture di http://leonardusnana.blogspot.com/2015/04/corporate-culture-basic-mentality.html
Corporate Culture
Sudahkah para member organisasi pendidikan mulai dari murid, guru, staff dan pengurus yayasan membangun cinta dan relasi dengan pekerjaan, dengan anggota lain atau mereka (anak didik) yang dilayani? Kesuksesan hanya tercipta jika anda memiliki relasi, peduli dan cinta sempurna dengan pekerjaan, dengan anggota lain atau mereka (anak didik) yang dilayani. Ini akan melahirkan sebuah corporate culture.
Corporate culture yang terbentuk dari setiap member organisasi pendidikan Katolik adalah:
1.     Budaya kebersamaan dan berbagi dalam persaudaraan iman Katolik.
2.     Budaya peduli dan saling melayani antar setiap corporate member (siswa, guru, staf dan pengurus yayasan).
3.     Budaya Peduli dan Cinta terhadap Pekerjaan dan mereka yang dilayani.
4.     Budaya mengawali kegiatannya dengan bersyukur melalui ibadat sabda atau ibadat Ekaristi Kudus.
5.     Budaya saling menghormati, melayani, menyapa dan berjabatan tangan (siswa biasanya mencium tangan para pendidik atau orangtua yang mereka jumpai).
Tujuan budaya organisasi (corporate culture) adalah untuk menciptakan persaudaraan dan kepedulian diantara sesama saudara dan terhadap apa yang dikerjakan. Steve Jobs (Apple) berkata adalah baik berkerja bersama orang-orang pintar – tetapi lebih baik jika bekerja bersama orang cerdas yang memiliki kepedulian yang sama. Peduli terhadap kemajuan dan kesejahteraan bersama atau peduli sesama, peduli pekerjaan dan peduli lingkungan.
Saya yakin setiap corporate member mulai dari siswa, guru, karyawan sampai Biarawan/biarawati) dari setiap organisasi pendidikan Katolik adalah orang-orang pintar, tetapi apakah mereka memiliki kepedulian yang sama dalam membangun persaudaraan dan saling melayani demi kemajuan bersama? Jawaban ada ditangan anda.
Corporate culture (budaya organisasi) sangat dijaga oleh organisasi modern atau perusahaan-perusahaan bonafide karena prinsip ini:
1.     Besarnya finance dan advanced technology dapat disaingi tetapi seorang karyawan yang cerdas dan peduli tidak dapat disaingi oleh apapun.
2.     Sebuah high tech Computer dapat mengerjakan pekerjaan 50 orang pintar tetapi satu orang cerdas dan peduli tidak tergantikan oleh 50 high tech Computers.
3.     Keberhasilan organisasi anda tidak akan terpenuhi baik jika para pekerja tidak dapat merasa nyaman dan menikmati apa yang mereka kerjakan (tidak sejahtera).
Oleh sebab itu karyawan mendapatkan tempat utama bukan modal dan teknologi. Banyak pelatihan dan bimbingan akan terus diberikan demi peningkatan kualitas intellect, kestabilan emosi dan pertumbuhan iman yang teguh. Karyawan kelompok ini tidak akan pernah mau dibajak oleh organisasi lain walau dengan imingan penghasilan tinggi. Mengapa? Karyawan telah menerima pekerjaannya sebagai bagian dari dirinya.
Dengan demikian, majikannya tidak akan pernah memperlakukan karyawannya dengan prinsip pekerja membutuhkan pekerjaan dan bukan sebaliknya. Atau jika anda tidak mau bekerja disini, masih banyak yang antri untuk bekerja. Mengapa? Sesungguhnya pekerjaan membutuhkan pekerja untuk diselsaikan. Sebab sebuah pekerjaan tidak akan menghasilkan sesuatu jika tidak mendapatkan sesuntuhan seorang pekerja. Selanjutnya, mereka yang antri untuk bekerja, biasanya belum memahami budaya organisasi karena itu mereka belum bisa bekerja maximal dan harus diberi kesempatan untuk belajar bukan siap kerja.  Contohnya: seorang guru baru harus belajar membangun hubungan baik dengan sesama guru dan para siswa, dengan lingkungan sekolah dan belajar memahami budaya sekolah. Sebaliknya para siswa dan guru harus belajar menerima dan memberi kesempatan kepada guru baru tersebut untuk belajar bersama.
Would you like to read more……….? Please visit us at your next chance

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LI AN MOEN ANA ATUK BIJAEL

  LI AN MOEN ANA ATUK BIJAEL 1.      When you are traveling around Timor, especially at the district of north middle Timor, you will be fa...